Istilah
wahan diungkapkan oleh Nabi saw-tatkala menjelaskan kondisi umat
manusia di masa akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama
segala keburukan dan keterpurukan umat Islam sehingga karenanya mereka
menjadi bulan-bulanan musuh-musuh islam. Bahkan lebih tragis lagi, Nabi
saw mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan
orang-orang rakus yang kelaparan.
Dari
Tsauban radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Akan
datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti
orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja.
Ada seorang yang bertanya, 'Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?'
Rasulullah
saw menjawab: 'Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi
kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah telah
mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan
penyakit al wahan pada hati kalian'.
Seorang sahabat bertanya: 'Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.'
Rasulullah saw-menjawab: 'Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati' ". (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)
Sebab-sebab Wahan
Penyakit
wahan timbul karena merasuknya cinta kepada dunia ke dalam hati
manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda, tahta, wanita, dan
lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya akan
melahirkan mental pengecut yang takut mati.
Cinta
dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya
menjadi penyebab kehinaan dalam agama di hadapan musuh. Semoga Allah
melindungi kita darinya.
Akibat
dari penyakit wahan akan menumbuhkan keengganan berjuang dan berjihad
untuk mempertahankan iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan
jihad merupakan sebab keterpurukan umat ini. Rasulullah saw bersabda:
"Jika
kalian berdagang dengan sistem 'inah (salah satu bentuk riba), kalian
ridha dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian
meninggalkan jihad maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak
akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Ahmad,
Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al Silsilah,
No. 11)
hadits
ini menyimpulkan bahwa dalam hadits terdapat celaan dan ancaman bagi
orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim jihad.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara dimaksud dengan Dien (yang
menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad.
Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat
umat ini dari kehinaan. Semua ibadah ini memang merupakan bagian dari
Ad-Dien dan mempunyai peran penting, dalam melenyapkan kehinaan ini.
Manusia
pada dasarnya ingin kaya, pangkat tinggi, memiliki pangaruh yang besar,
terkenal di mana-mana, dan mempunyai istri yang cantik. Manakala
seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan Allah
tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya,
maka inilah yang disebut materialistis, alias cinta dunia.
Faham
materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan
adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama. Faham ini merupakan
warisan dari Iblis la'natullahi'alaihi, yang memang kehadiran dan
keberadaanya di dalam diri hanya untuk menggoda agar manusia rusak,
sehingga (pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis.
Kepada
Iblis Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: "Apakah yang menghalangimu
sujud kepada Adam?" Iblis menjawab: "Aku lebih baik daripada Adam.
Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?"
(QS.Al-A'raaf: 12).
Setidaknya ada empat hal yang menyebabkan timbulnya penyakit wahan di masyarakat muslim, yakni:
1.
Kaum muslimin banyak yang belum memahami karakteristik ajaran Islam itu
sendiri. Akibatnya, dengan mudah mereka menerima faham-faham yang tidak
sesuai ajaran Islam. Mereka hanya menerima hal-hal yang sesuai dengan
tuntutan hawa nafsunya. Sedangkan hal-hal yang jelas berdasarkan
prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya sebagai suatu beban
dan menyusahkan kehidupan. Mereka merasa ragu dan telah phobi terhadap
Islam.
2.
Pengaruh racun berpikir yang disuntikan sejak lama oleh musuh-musuh
Islam terhadap kaum muslimin. Proses pencekokan tersebut berlangsung
dengan demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi
lemah dan terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan
rasakan.
3.
Kekuasaan militer, politik dan pemerintahan yang tidak berada di tangan
kaum muslim sehingga urusan umat Islam diserahkan kepada orang-orang
kafir lagi fujur, fasik dan munafik. Mereka mengangkangi kaum muslimin
dalam berbagai bidang.
4.
Untuk mewujudkan cita-citanya musuh-musuh Islam (Yahudi dan Nasrani)
merancang taktik strategi untuk menghadapi umat Islam. Mereka
memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi yang mereka
miliki untuk menghadapi dan memperdaya umat Islam. Sehingga situasi dan
kondisi dunia lslam benar-benar dalam keadaan lemah, terbelakang,
terpecah-pecah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling beradu
dan bermusuhan.
Membasmi Penyakit Wahan
Penyakit
wahan ini bisa diatasi dengan jalan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala dan kembali kepada tuntunan ajaran Islam.Mereka yang merasa
bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya hendaklah melakukan
langkah-langkah berikut :
1.
Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari akhir,
sampai pada derajat yakin. Dengan keyakinan ini penyakit cinta dunia
atau takut mati akan hilang.
"Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu." (QS. Al Hadid:20)
2. Selalu mengkaji dan memahami ajaran Islam, terutama bidang akidah, yang merupakan inti ajaran Islam.
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang Hak) melainkan Allah." (QS.Mubammad: 19)
3.
Menghayati perspektif Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan
akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia dan perhiasannya,
akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kehidupan dan
kebahagjaan akhirat.
4.
Meningkatkan dan memantapkan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Dengan demikian maka sifat qana'ahnya muncul dan
menjadi citra diri dan kehidupannya. Rasa syukurnya semakin meningkat,
dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan sekaligus penghias
dirinya.
"Apa
yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah
kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang
yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan." (QS An-Nahl:96).
5.
Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena
orang yang berjihad telah menjual diri dan hartanya kepada Allah dengan
surga. Dan ini adalah sebesar-besar ketundukan kepada-Nya dan
sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat sekali jika Allah
menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.
"Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS.
Al-Furqaan :52)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar